Optimalkan Lahan, Pertamina Bantu Warga Sei Pakning Bertani Nanas di Lahan Gambut

Kamis, 09 September 2021 10:59 Pertamna kilang Dumai petani Sei Pakning nanas di lahan gambut UMKM Binaan Pertamina
Optimalkan Lahan, Pertamina Bantu Warga Sei Pakning Bertani Nanas di Lahan Gambut
Optimalkan Lahan, Pertamina Bantu Warga Sei Pakning Bertani Nanas di Lahan Gambut

 Ilustrasi foto petani nanas/ist

YUKBIZ.COM, BENGKALIS – Demi menjaga lingkungan dan mengoptimalkan lahan yang ada, kawasan hutan gambut di Sei Pakning, Bengkalis mendapat perhatian Pertamina.

Kawasan hutan gambut yang berada di sekitar PT Kilang Pertamina Unit Sei Pakning merupakan kawasan rawan kebakaran.

BACA JUGA:

Mantap...2.509 UMKM di Riau Sudah Sertifikasi Halal

UMKM Harus Go Internasional; Kampus UMKM Shopee Ekspor Suguhkan Pelatihan dan Fasilitas Canggih 

Bahkan pada tahun 2014-2015, kebakaran lahan gambut telah menimbulkan dampak yang merugikan bagi aktifitas masyarakat, seperti membakar lahan produktif dan juga memicu penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).

“Dulu, lahan disini memang tidak terawat, ditumbuhi semak dan sering terjadi kebakaran lahan. Bahkan orang sering menyebut Kampung Jawa sebagai ‘kampung neraka’. Kami warga secara mandiri selalu disibukkan dengan pemadaman api. Lahan pun tidak memberikan hasil apa-apa bagi kami,” kata Samsul, tokoh penggerak masyarakat Kampung Jawa.

Samsul yang merupakan tokoh penggerak Koperasi Tani Tunas Makmur, menuturkan, saat ini puluhan hektare lahan gambut digarap menjadi pertanian nanas oleh beberapa kelompok masyarakat.

Namun hasil tersebut tidak didapat dengan membalikkan telapak tangan.

“Pemerintah, masyarakat dan Kilang Pertamina Unit Produksi Sei Pakning turut andil dalam mengembangkan pertanian nanas, serta penghijauan di lahan gambut sehingga bisa dilihat hasilnya seperti saat ini," ujarnya.

Pengembangan program pemberdayaan masyarakat tersebut, dilakukan Kilang Pertamina Unit Produksi Sei Pakning secara berkelanjutan, sejak tahun 2017.

“Kenapa dipilih pengembangan pertanian Nanas, karena untuk mengelolanya dan membuka lahan gambut menggunakan sistem tanpa bakar. Dari awal hanya saya garap sekitar setengah hektare, kini sudah berlipat-lipat menjadi 30 hektare lahan gambut yang digarap warga Kampung Jawa sebagai Kawasan Pertanian Nanas Teringtegrasi,” ujarnya.

Berita Terkait