Dunia Sedang Hadapi Resesi, Benarkah Indonesia Diuntungkan Ekspor Tambang dan Sawit?

Rabu, 12 Oktober 2022 01:36 inflasi nilai tukar rupiah perang Rusia-Ukraina resesi dunia
Dunia Sedang Hadapi Resesi, Benarkah Indonesia Diuntungkan Ekspor Tambang dan Sawit?
Dunia Sedang Hadapi Resesi, Benarkah Indonesia Diuntungkan Ekspor Tambang dan Sawit?

 

YUKBIZ.COM, JAKARTA -  Konisi perekonomian dunia sedang kurang baik.

Dunia kini menghadapi risiko resesi menyerupai resesi yang terjadi pada tahun 2007 lalu di Amerika Serikat.

Ekonomi AS saat ini menghadapi tekanan inflasi yang luar biasa besar karena krisis rantai pasok (supply chain) akibat perang Rusia-Ukraina.

Kondisi tersebut berimbas pada nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

"Kalau terjadi devaluasi mungkin sampai menyentuh Rp16.000, maka untuk Indonesia yang kemungkinan yang diuntungkan adalah sektor ekspor, namun hanya mining dan crude palm oil (CPO)," kata Gema Goeyardi, CEO & Founder of Astronacci International Group dalam keterangan persnya belum lama ini.

Dia mengatakan, yang menjadi kekhawatiran adalah di tahun 2023 terjadi badai krisis mengingat kondisinya seperti tahun 2008, persis setahun sebelum Pemilu.

"Tipikal yang mirip, dari kondisi rupiahnya mirip dari bubbel potential crisis-nya mirip. Jadi saya takutnya kuartal I 2023 itu anginnya berhembus,” katanya.

Terkait ini, dia mengatakan, investor pasar modal perlu membekali diri menghadapi krisis.

Investor perlu mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana menghadapi resesi dari pakar yang kompeten sehingga tetap menemukan peluang.

"Kondisi yang kurang baik saat ini memang memicu banyaknya kekhawatiran dan keraguan di benak investor, trader maupun pebisnis di Indonesia," kata dia.

"Pebisnis dan investor akan mengetahui bagaimana strategi mengembangkan aset yang terbaik serta make money di 2023," ujarnya.

Pihaknya akan menggelar Indonesia: World Economic Forum Investment & Strategy (WEFIS) 2023 dengan mengundang Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan RI yang memberikan sambutan serta arah perekonomian dalam negeri di masa depan.

Berita Terkait